Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

CITA-CITA

Ada cerita tentang cita-cita Aku lelah.. Menulis surat lamaran berulang kali untuk sekedar mencari makan Membagikan lembar riwayat hidup ke banyak perusahaan tetapi tak kunjung ada jawaban Aku seperti debu yang terbawa angin Kesana-kemari tanpa arah dan tujuan yang pasti Aku sedih.. Belajar bertahun-tahun tetapi seolah tidak berarti Rasanya ingin kembali ke masa sekolah dulu Hanya mengerjakan tugas, tanpa pusing cara mencari uang Ya inilah aku pengangguran.. Bu guru..Pak guru.. Bodohkah aku saat sekolah dulu? Aku dan pikiranku bertanya-tanya Bagaimana tentang cita-cita yang dulu pernah kalian tanyakan Maafkan aku ayah dan ibu.. Belum bisa mandiri dan masih bergantung pada kiriman Sesungguhnya tahukah kalian betapa malunya aku.. Maafkan bila dulu pernah meremehkan ungkapan betapa susahnya orang tua cari uang Tuhan.. Mengapa aku seakan tidak dinginkan? Seleksi demi seleksi berlalu Haruskah aku bertahan? Terus mencoba hingga aku l...

HARAPAN

HARAPAN Dalam hidup ini, terkadang tidak selalu yang kita inginkan bisa dengan mudah kita dapatkan Perlu yang namanya usaha dan kerja keras Bahkan dibalik banyak cerita kesuksesan seseorang Tersimpan derasnya air mata, cucuran keringat, dan pedihnya kehidupan Sering kali kesedihan, ketakutan, dan kepahitan justru menjadi tantangan Tantangan untuk melawan diri sendiri Terkadang orang lupa akan pentingnya harapan Menyepelekan sebait doa sebelum tidur Tetapi, di saat hati sedang berduka dan pikiran seakan buntu Doa dan harapan kepada Tuhan adalah   hal sederhana yang mampu memulihkan manusia Teman.. Hidup memang tidak mudah Bahkan semudah apapun itu pasti harus melewati suatu proses Untuk diproses diperlukan kesabaran Sabar dalam menanti hasil yang dinginkan Jika kamu ternyata belum memperoleh hasil yang kamu mau Percayalah bahwa tidak ada yang sia-sia Karena kamu setidaknya sudah melewati suatu proses Bahkan ketika kamu sudah berulang ...

RINDU

RINDU Aku bisa apa ketika rindu menyapa Dirimu membayangiku tanpa permisi Menyiksa batin yang tak mampu berbohong Aku merindukanmu... Baru seminggu semenjak pertemuan terakhir itu Tetapi sudah pahit terasa Sunyi sepi mengiris hati Aku merindukanmu... Dulu, bodohnya aku hanya mampu menatapmu dari jauh Namun pintar bersandiwara seolah tak ada rasa padamu Andaikan saja kau tahu rasa ini Rasa yang terpendam dalam kalbu Andaikan kau mengerti apa maksudku Yang selalu ada untukmu meski tanpa kau sadari Melihatmu menatapmu adalah kebahagiaanku Kini, aku tak tahu bagaimana lagi hari-hariku tanpamu Sanggupkah   aku bertahan dalam kehampaan Sungguh siapkah aku mengucapkan selamat tinggal pada pangeran malam? Aku tak tahu... Aku hanya merindukanmu...